Pengertian dan Pengembangan Soal HOTS
PENGERTIAN DAN PENGEMBANGAN SOAL HOTS
A.
Pendahuluan
Terkait dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat
internasional,
Kurikulum 2013
dirancang
dengan berbagai penyempurnaan. Penyempurnaan antara lain dilakukan pada standar
isi yaitu mengurangi materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik serta diperkaya dengan kebutuhan peserta didik untuk berpikir kritis dan
analitis sesuai dengan standar internasional. Penyempurnaan lainnya juga dilakukan pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara bertahap
model-model penilaian standar internasional. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu peserta didik
untuk meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skills/HOTS), karena berpikir tingkat tinggi dapat
mendorong peserta
didik untuk berpikir
secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran.
Berdasarkan hasil studi internasional Programme
for
International Student Assessment (PISA) menunjukkan prestasi literasi membaca (reading literacy), literasi
matematika (mathematical literacy), dan literasi
sains (scientific literacy)
yang dicapai peserta didik Indonesia sangat rendah.
Pada umumnya kemampuan peserta didik Indonesia sangat rendah dalam: (1) memahami
informasi yang kompleks; (2) teori, analisis, dan pemecahan masalah; (3) pemakaian alat, prosedur
dan pemecahan masalah; dan (4) melakukan investigasi.Berdasarkan kenyataan-kenyataan
di atas, maka perlu
adanya perubahan sistem dalam
pembelajaran dan penilaian.Penilaian yang dikembangkan oleh guru diharapkan dapat mendorongpeningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan
kreativitas, dan membangun
kemandirian peserta didik untuk menyelesaikan masalah.
B.
HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)
“Higher Order Thinking Skill” (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu
pemecahan masalah, membuat
keputusan,
berpikir kritis dan berpikir
kreatif (Presseisen dalam Costa, 1985). Dalam pembentukan sistem konseptual IPA
proses berpikir tingkat
tinggi yang biasa digunakan adalah berpikir
kritis. Keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan
pada zaman perkembangan IPTEK sekarang ini, sebab saat
ini selain hasil-hasil IPTEK yang dapat dinikmati,
ternyata timbul
beberapa dampak yang
membuat masalah bagi
manusia dan lingkungannya. Para peneliti pendidikan
menjelaskan bahwa belajar berpikir kritis tidak langsung seperti belajar
tentang materi, tetapi belajar bagaimana cara mengkaitkan berpikir kritis secara efektif
dalam dirinya ( Beyer dalam Costa ,1985). Maksudnya
masing-masing keterampilan
berpikir kritis dalam penggunaanya untuk memecahkan masalah
saling berkaitan satu sama
lain.
Indikator keterampilan berpikir kritis dibagi menjadi lima kelompok (Ennis dalam Costa,
1985) yaitu ; memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar,
menyimpulkan,
membuat penjelasan lebih lanjut serta mengatur strategi
dan taktik.
Keterampilan pada kelima kelompok berpikir kritis ini dirinci lagi sebagai berikut: a). Memberikan penjelasan sederhana terdiri dari keterampilan
memfokuskan pertanyaan,
menganalisis argumen,
bertanya dan menjawab
pertanyaan. b). Membangun
keteranpilan dasar terdiri dari menyesuaikan dengan sumber,
mengamati dan melaporkan
hasil observasi.
c). Menyimpulkan terdiri dari keterampilan mempertimbangkan kesimpulan, melakukan generalisasi dan melakukan
evaluasi. d). Membuat penjelasan
lanjut contohnya mengartikan istilah dan membuat definisi. e). Mengatur strategi dan taktik contohnya menentukan suatu tindakan dan berinteraksi
dengan orang lain dan berkomunikasi. Keterampilan berpikir kritis peserta didik antara
lain dapat dilatih melalui pemberian masalah dalam bentuk soal yang bervariasi.
Ada
berbagai konsep dan contoh keterampilan
berpikir yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan.
Keterampilan berpikir yang dikembangkan
dan bentuk pertanyaannya menurut Linn dan Gronlund adalah seperti
tertera
pada Tabel 1.
Tabel 1. Keterampilan Berpikir dan Bentuk Pertanyaannya
No
|
Keterampilan
Berpikir
|
Bentuk Pertanyaan
|
1
|
Membandingkan
|
- Apa persamaan dan perbedaan antara ...
dan...
- Bandingkan dua cara berikut tentang ....
|
2
|
Hubungan sebab-
akibat
|
- Apa penyebab utama ...
- Apa akibat …
|
3
|
Memberi alasan
(justifying)
|
- Manakah pilihan berikut
yang
kamu pilih,
mengapa?
- Jelaskan mengapa kamu setuju/tidak setuju
dengan pernyataan tentang ....
|
4
|
Meringkas
|
- Tuliskan pernyataan penting
yang
termasuk ...
- Ringkaslah dengan tepat isi
…
|
5
|
Menyimpulkan
|
- Susunlah beberapa kesimpulan yang berasal
dari
data ....
- Tulislah sebuah pernyataan
yang
dapat menjelaskan peristiwa berikut ....
|
6
|
Berpendapat
(inferring)
|
- Berdasarkan ..., apa yang akan terjadi bila
- Apa
reaksi A terhadap …
|
7
|
Mengelompokkan
|
- Kelompokkan hal berikut berdasarkan ....
-
Apakah hal berikut memiliki ....
|
8
|
Menciptakan
|
- Tuliskan beberapa cara sesuai
dengan ide Anda
tentang ....
- Lengkapilah
cerita ... tentang apa yang akan terjadi bila ....
|
9
|
Menerapkan
|
- Selesaikan
hal berikut dengan menggunakan
kaidah ....
-
Tuliskan ... dengan menggunakan pedoman....
|
10
|
Analisis
|
- Manakah penulisan yang salah pada paragraf
....
-
Daftar dan beri alasan singkat tentang ciri utama ...
|
11
|
Evaluasi
|
- Apakah kelebihan dan kelemahan ....
-
Berdasarkan kriteria ...,
tuliskanlah evaluasi tentang..
|
12
|
Mengkreasi
|
- Tuliskan
satu rencana untuk pembuktian ...
-
Tuliskan sebuah laporan ...
_ Susunlah …
|
Menurut
Zaini (2015) Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah pola berpikir siswa dengan mengandalkan
kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta semua aspek dan masalah.Menurut
berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan berpikir yang mengkombinasikan
anatar berpikir kritis dan berpikir kreatif. Menurut Uno (2012), soal HOTS memiliki
empat indikator, yaitu: 1. Problem solving atau proses dalam menemukan masalah
serta cara memecahkan masalah berdasarkan informasi yang nyata, sehingga dapat
ditarik kesimpulan. 2. Keterampilan pengambilan keputusan, yaitu ketrampilan
seseorang dalam memecahan masalah melalui pengumpulan informasi untuk kemudian
memilih keputusan terbaik dalam memecahkan masalah.3.Keterampilan berpikir
kritis adalah usaha untuk mencari informasi yang akurat yang digunakan
sebagiamana mestinya pada suatu masalah 4. Keterampilan berpikir kreatif,
artinya menghasilkan banyak ide sehingga menghasilkan inovasi baru untuk
memecahkan masalah.
C. Taxonomi
BLOOM
Penilaian hasil belajar sudah biasa dilakukan oleh guru. Instrumen penilaian yang dibuat harus memenuhi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Selama ini kita sudah
mengenal ranah taksonomi Bloom terutama dalam ranah kognitif,
biasanya dalam penulisan ranah ini ditulis dalam singkatan C1 untuk tahap kognitif pengetahuan sampai
dengan C6
untuk tahap kognitif evaluasi. Ranah-ranah pada taksonomi
Bloom
mulai
tahun 2001 sebenarnya sudah ada perubahan, tetapi pada penerapannya di lapangan masih menggunakan ranah-ranah kognitif Taksonomi Bloom yang lama.
Perbedaan taksonomi Bloom yang baru ( Anderson, LW. & Krathwohl, D.R. ) dengan yang
lama tertera pada Tabel 2.
Tabel 2.Taksonomi
Bloom Lama dan Taksonomi Bloom Revisi
Taksonomi
Bloom Lama
|
Taksonomi
Bloom Revisi
|
Pengetahuan
|
Mengingat
|
Pemahaman
|
Memahami
|
Penerapan
|
Menerapkan
|
Analisis
|
Menganalisis
|
Sintesis
|
Mengevaluasi
|
Evaluasi
|
Mencipta
|
Perbedaan taksonomi
lama
dengan yang baru
terletak pada ranah sintesis, dimana pada taksonomi yang direvisi ranah sintesis
tidak ada lagi, tetapi sebenarnya
digabungkan dengan analisis. Tambahannya adalah mencipta yang berasal dari Create.
Urutan evaluasi posisinya menjadi yang kelima sedangkan mencipta urutan keenam,
sehingga ranah
tertinggi adalah mencipta
atau mengkreasikan.
Perbedaan yang kedua
adalah pada proses kognitif paling rendah yaitu pengetahuan atau knowledge diubah
menjadi mengingat yang berasal dari remember. Ada peningkatan dalam proses kognitif
contohnya peserta didik tidak dituntut untuk mengetahui suatu konsep saja tetapi
harus
sampai
mengingat konsep yang dipelajarinya.
Kata Kerja Oparsional
(KKO) dalam taksonomi Bloom untuk Pengetahuan adalah tersaji sebagaimana bekut
ini:
Tabel 1.8 Kata Kerja operasional Ranah
Kognitif
Mengingat
|
Memahami
|
Menerapkan
|
Menganalisis
|
Mengevaluasi
|
Mengkreasi
|
mengenali
mengingat kembali
membaca
menyebutkan
mengurutkan
menjelaskan mengidentifi-kasi
menamai menempatkan
mengulangi menuliskan
|
menafsirkan
meringkas
mengklasifi-kasikan membanding-kan
menjelaskan menjabarkan
menghubug-kan
mengenera-lisasi
|
Melaksanakan
Menggunakan
menjalankan melakukan
mempraktekan
memilih menyusun
memulai
menyelesaikan
mendeteksi
mentabulasi
menghitung
|
menguraikan
membandingkan mengorganisir menyusun ulang
mengubah- struktur
mengkerangkakan
menyusun- outline mengintegrasikan
membedakan menyamakan
|
memutuskan memiih
mengkritik
menilai
menguji membenarkan
menyalahkan
merekomenda-sikan
|
merancang
membangun merencana-kan memproduksi
menemukan
membaharui
menyempurnakan
memperkuat
memperindah
menggubah
mengkons-truksi
|
D.
Pengembangan Soal HOTS
Pengembangan
soal
HOTS memerlukan
berbagai
kriteria
baik
dari segi bentuk
soalnya maupun konten materi subyeknya. Teknik penulisan soal-soal
HOTS baik yang
berbentuk pilihan ganda atau uraian
secara umum sama dengan
penulisan
soal tingkat rendah, tetapi ada beberapa ciri
yang
membedakannya.
Ada beberapa cara yang dapat
dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan
diukur dengan
perilaku
sesuai dengan
ranah kognitif
Bloom pada level
analisis, sintesis dan evaluasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus)
dan
soal mengukur kemampuan berpikir kritis.
Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir
tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng,
puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/symbol, contoh, peta, film,
atau
suara yang direkam.
Pada contoh pengembangan
soal di dalam modul ini hanya di bahas soal
HOTS
berdasarkan Bloom. Untuk pengetahuan
tambahan dalam penulisan soal HOTS, Anda dapat pula mempelajari kemampuan berpikir kritis yang dapat dijadikan dasar dalam
menulis butir soal. Beberapa keterampilan berpikir kritis dan contoh indikator soalnya adalah sebagai berikut.
1). Menfokuskan
pada pertanyaan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah masalah/problem, aturan,
kartun, atau eksperimen dan hasilnya, peserta didik dapat menentukan masalah utama, kriteria
yang
digunakan untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran argumen atau kesimpula
2). Menganalisis argumen
Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi sebuah situasi atau satu/dua argumentasi,
peserta didik dapat: (1) menyimpulkan argumentasi secara cepat, (2) memberikan
alasan yang mendukung argumen yang disajikan, (3) memberikan alasan tidak
mendukung argumen yang disajikan.
3). Mempertimbangkan yang dapat dipercaya
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan, atau eksperimen dan interpretasinya,
peserta didik menentukan bagian yang dapat dipertimbangan untuk dapat dipercaya (atau tidak dapat dipercaya), serta memberikan alasannya.
4). Mempertimbangkan laporan observasi
Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi konteks, laporan observasi, atau laporan observer, peserta didik dapat mempercayai atau tidak
terhadap laporan itu dan memberikan alasannya.
5). Membandingkan kesimpulan
Contoh indikator
soal: Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan
kepada peserta didik adalah benar dan pilihannya terdiri dari: (1) satu kesimpulan yang benar dan logis, (2) dua atau lebih kesimpulan
yang benar dan logis, peserta didik
dapat
membandingkan kesimpulan yang
sesuai dengan pernyataan yang disajikan atau kesimpulan yang
harus diikuti.
6). Menentukan kesimpulan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada
peserta didik adalah benar dan satu kemungkinan kesimpulan,
peserta didik dapat menentukan kesimpulan yang
ada
itu benar atau tidak, dan memberikan alasannya.
7). Mempertimbangkan kemampuan induksi
Contoh
indikator soal: Disajikan sebuah
pernyataan, informasi/data, dan beberapa kemungkinan kesimpulan, peserta
didik dapat menentukan sebuah kesimpulan
yang
tepat dan memberikan alasanny
8). Menilai
Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi sebuah situasi,
pernyataan masalah,
dan kemungkinan penyelesaian masalahnya, peserta didik dapat menentukan
solusi
yang positif dan
negatif, atau
solusi mana yang paling tepat
untuk
memecahkan masalah yang disajikan, dan dapat memberikan alasannya.
9) . Mendefinisikan Konsep
Contoh indikator soal: Disajikan pernyataan situasi dan argumentasi/naskah,
peserta didik dapat mendefinisikan konsep yang
dinyatakan.
10). Mendefinisikan asumsi
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang implisit di dalam asumsi,
peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat
sesuai dengan asumsi.
11) Mendeskripsikan
Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan, iklan, segmen
dari video klip, peserta didik dapat mendeskripsikan pernyataan yang dihilangkan.
Keterampilan-keterampilan di dalam HOTS di dalam
taksonomi Bloom
termasuk tiga level tertinggi yaitu analisis, sintesis dan evaluasi. Untuk peserta didik
tingkat
menengah
tidak semua keterampilan dapat dilatihkan melalui pemecahan soal-
soal tetapi kita dapat memilih yang sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik SMP/MTs dan mengkreasikan menjadi soal
yang
mendorong peserta didik berpikir.
E. Menyusun
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Indikator merupakan penanda pencapaian KD
yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi.
Indikator pencapaian kompetensi berupa: (a) perilaku (tercermin dalam kata
kerja) yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada
kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan (b) perilaku yang dapat diobservasi untuk
disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1 dan KI-2.
Dalam
mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
1.
tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakandalam KD;
2.
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
3.
potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
Dalam
mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan
indikator,
yaitu:
1.
Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;
2.
Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis
soal
yang di kenal sebagai indikoator soal.
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam
mengembangkan
pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD. Indikator berfungsi
sebagai
berikut :
1.
Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran harus
sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara
cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang
efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan
peserta didik, sekolah, serta lingkungan
2.
Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Desain pembelajaran perlu dirancang secara
efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain
pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena
indicator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai
kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural
menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi
ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
3.
Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru
guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang
efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian
kompetensi secara maksimal.
4.
Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator menjadi pedoman dalam merancang,
melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan
acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indicator
penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK danKD.
Indikator
Pencapaian Kompetensi: dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata
kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat
kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
Contoh
1: Mapel Akidah Ahlak
KD: 3.1. Memahami dalil,
dasar, dan tujuan
akidah Islam
Indikator
Pencapaian Kompetensi
3.1.1. Menjelaskan pengertian akidah Islam
3.1.2. Mengidentifikasi dalil tentang akidah Islam
3.1.3. Menguraikan dasar-dasar akidah Islam
3.1.4.
Menyimpulkan
tujuan akidah Islam
3.1.5. ……
Contoh
2: Mapel Matematika
KD 3.4 Menjelaskan dan
menyatakan himpunan, himpunan bagian, himpunan semesta, himpunan kosong,
komplemen himpunan, menggunakan masalah
kontekstual
Indikator
Pencapaain Kompetensi:
3.4.1.
Menjelaskan Pengertian Himpunan
3.4.2.
Menjelaskan pengertian anggota himpunan
3.4.3
Menjelaskan Penulisan Himpunan
3.4.4
…..
F. Indikator
Penilaian
Indikator
Penilaian dikembangkan dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). satu IPK
dapat dikembangkan dalam satu atau beberap Indikator Soal. Banyknya Insikator
soal yang bias dikembangkan dari IPK tergantung pada kedalaman dan keluasan
materinya. Indikator
penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagi guru, peserta
didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian bersifat
terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap penilaian
yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian
Indikator
soal yang baik memiliki ciri-ciri sedemikian hingga indicator ini bias dibuat
soalnya dan bias dianalisi dengan baik. Indikator soal yang baik memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. memuat
ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur.
2. memuat
kata kerja operasional yang dapat diukur.
3. berkaitan
dengan materi (bahan ajar) yang dipilih.
4. dapat
dibuatkan soalnya.
5. Jika
diberikan pada dua orang pembuat soal atau lebih akan dihasilkan soal yang
relatif sama
Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur
dibandingkan dengan indikator (indikator pencapaian kompetensi). Rumusan
indicator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat
dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan,
dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri. Pada
Indikator Penilaian tidak seperti IPK yang hanya memiliki dua unsur yaitu Kata
kerja dan Materi, pada Indikator Penilaian memikiki rumusan “ABCD”. Yaitu
Audience, Behaviours, Condition dan Degree. Penggunaan “Degree” pada Indikator
Penilaian sering dihilangkan. “Condition” biasanya digunakan untuk soal-soal
yang memiliki stimulus. Jika tidak menggunakan stimulus maka susunanya tinggal
Audience dan Behaviour
Contoh 1: Tanpa “Condition”
“Peserta didik dapat menyebutkan siapakah yang orang yang
pertama kali masuk Islam”
Contoh 2: dengan “Condition”
“Disajikan gambar bangun datar, peserta didik dapat menentukan
salah satu bentuk gambar tersebut jika diputar 90o dengan sudut
Pusat O (0,0)”
“Disajikan cerita tentang orang-orang yang menerima dakwah Nabi
di Mekah, perta didik dapat menentukan sebutan orang-orang pertama kali masuk
Islam”
“Disajikan ilustrasi dialog/percakapan, peserta didik dapat
menentukan kalimat tanya sesuai dengan
ilustrasi yang disajikan.”
“Disajikan beberapa gambar tanaman dalam kondisi pencahayaan berbeda, siswa dapat
menyimpulkan pengaruh pencahayaan terhadap proses pembungaan”
G. Contoh Soal HOTs
Uraian: Mapel Fikih
Topik : Sholat Jamak dan Sholat Kosor
Indikator: Disajikan
cerita tentang perjalanan yang melewati dua waktu sholat, peserta didik dapat
mengambil keputusan tentang jenis sholat yang harus diakukan
Soal: Toni berangkat pukul 08.00 dari Surabaya ke
Yogyakarta sampai di tempat pukul 15.00.
Apa yang harus dilakukan Toni dalam
melaksanakan shalat zuhur?
Proses Berpikir: Analisis dan Pengambilan Kesimpulan
(Level 3)
Uraian:
Mapel Matematika
Materi
: Pola Bilangan
KD:
3.1. Menentukan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek
Indikator
Soal: Disajikan gambar bangun atau system yang memiliki pola bilangan
aritmatika, peserta dapat mempridiksi
kelanjutan pola tersebut pada nilai tertentu.
Proses
Berfikir: Analisis, Menyusun dugaan
Soal
:
Perhatikan
bangun berukut!
•
Berapa buah batu
yang dibutuhkan untuk membuat menara diatas?
•
Jika tinggi menara
10 batu berapa buah batu yang dibutuhkan? Bagaimana kamu menentukan banyak batu
yang dibutuhkan?
•
Jika tinggi menara
n batu berapa buah batu yang dibutuhkan? Bagaimana kamu menentukan bentuk umum
banyak batu yang dibutuhkan?
H.PENUTUP
Pengembangan soal HOTS untuk menguji pembelajaran Idapat dikembangkan lagi dalam berbagai tingkat berpikir. Guru dapat menganalisis dahulu indikator-
indikator yang telah dikembangkan dari kompetensi
dasar, selanjutnya mengidentifikasi keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dapat diujikan melalui soal ang sesuai
dengan
indikator. Perlu
diperhatikan
pengembangan
soal HOTS dalam pembelajaran
harus bervariasi sehingga seluruh keterampilan
berpikir untuk level SMP dapat dilatihkan dan dikembangkan pada setiap siswa.
Penyajian sosl-soal HOTS ini sebaiknya dilakukan dahulu pada saat siswa latihan
soal atau digabungkan pada Lembar
Kegiatan Siswa untuk eksperimen
maupun
kegiatan diskusi. Sehingga siswa terbiasa mengerjakan soal-soal HOTS. Guru sebaiknya
mencoba mengembangkan sendiri soal-soal
HOTS atau dengan sesama guru di MGMP sehingga kualitas soal
termasuk ke dalam kategori soal
HOTS untuk pembelajaran MTs.
Daftar Pustaka
Atherton J S. (2011). Learning and Teaching; Bloom's taxonomy
BSNP. ( 2006). Pengembangan Penilaian.
Jakarta .
Depdiknas
Paul & Elder . ( 2004). The Nature and Function of Critical
& Creative Thinking,
www.cricalthinking.org.
National Commite. (1996).
National Science Educations Standards. Washington. National Academic Press
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No.24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar
Lampiran
1
INSTRUMEN
TELAAH SOAL HOTS
BENTUK TES URAIAN
Nama Pengembang Soal : ...................... Mata Pelajaran :
...................... Kls/Prog/Peminatan : ......................
No.
|
Aspek yang ditelaah
|
Butir Soal
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
A.
1.
|
Materi
Soal sesuai dengan indikator(menuntut
tes tertulis untuk bentuk
Uraian).
|
|||||
2.
|
Soal tidak mengandung
unsur SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Anatargolongan,
Pornografi, Politik,
Propopaganda, dan
Kekerasan).
|
|||||
3.
|
Soal menggunakan
stimulus yang menarik (baru,
mendorong peserta didik untuk
membaca).
|
|||||
4.
|
Soal menggunakan
stimulus yang
kontekstual
(gambar/grafik, teks, visualisasi, dll, sesuai dengan dunia nyata)*
|
|||||
5.
|
Soal mengukur
level kognitif
penalaran (menganalisis, mengevaluasi,
mencipta). Sebelum menentukan
pilihan, peserta
didik melakukaan tahapan-tahapan tertentu.
|
|||||
6.
|
Jawaban tersirat pada stimulus.
|
|||||
B.
7.
|
Konstruksi
Rumusan kalimat soal atau pertanyaan menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai.
|
|||||
8.
|
Memuat petunjuk
yang jelas tentang
cara mengerjakan soal.
|
|||||
9.
|
Ada pedoman penskoran/rubrik sesuai dengan kriteria/kalimat
yang mengandung
kata kunci.
|
|||||
10.
|
Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
|
|||||
11.
|
Butir soal tidak bergantung pada
jawaban soal lain.
|
|||||
C.
12.
|
Bahasa
Menggunakan
bahasa yang
sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia,
untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai
kaidahnya.
|
|||||
13.
|
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu.
|
|||||
14.
|
Soal menggunakan kalimat yang komunikatif.
|
*) Khusus mata
pelajaran bahasa
dapat menggunakan teks yang tidak kontekstual
(fiksi, karangan,
Dan sejenisnya).
**) Pada kolom nomor soal
diisikan tanda silang (X) bila soal tersebut tidak memenuhi kaidah.
.................,
.............................. Penelaah
Format 2a.KARTU SOAL NOMOR.... (PILIHAN GANDA)
Mata Pelajaran : ........................................
Kelas/Semester : ........................................ Kurikulum : ........................................
Kompetensi Dasar
:
Materi :
Indikator
Soal :
Level Kognitif :
Soal:
Kunci Jawaban:
Keterangan:
Soal ini termasuk
soal
HOTS karena:
1.
|
.....................................
|
2.
|
.....................................
|
3.
|
.....................................
|
Format 2b.KARTU SOAL NOMOR..... (URAIAN)
Mata Pelajaran : ........................................
Kelas/Semester : ........................................ Kurikulum : ........................................
Kompetensi Dasar : Materi : Indikator
Soal :
Level Kognitif :
Soal:
PEDOMAN PENSKORAN
No.
|
Uraian Jawaban/Kata
Kunci
|
Skor
|
Total Skor
|
Keterangan:
Soal ini termasuk
soal
HOTS karena:
1. .....................................
2.
.....................................
Format 1.KISI-KISI
SOAL HOTS
Mata Pelajaran : .............................................................
No.
|
Kompetensi Dasar
|
Materi
|
Kelas/
Semester
|
Indikator Soal
|
Level
Kognitif
|
Bentuk
Soal
|
No.
Soal
|
...............................,
....................................
Mengetahui
Kepala ......................................... Guru
…..
................................................................
................................................................ NIP.
NIP
Tidak ada komentar